PEKANBARU, Topriaunews.com
Pemilihan Umum Wali Kota Pekanbaru telah usai akhir tahun lalu namun di sambut dengan kisruhnya para pendemo yang menuntut keadilan di awal tahun baru ini, mereka yang mengatas namakan AMPB (Aliansi Masyarakat Pekanbaru Bersatu) menggeruduk dan melakukan unjuk rasa di depan kantor KPU Kota Pekanbaru.
Massa aksi dari berbagai kalangan ini meminta kepada penegak hukum yang ada di Provinsi Riau dan juga yang ada di Indonesia untuk segera mengusut tuntas dugaan praktek korupsi anggaran KPU Pekanbaru yang dilakukan oleh Pengurus KPU Kota Pekanbaru khususnya Raga Perwira & Rizqi Abadi.
Salah satu tuntutan mereka (selain anggaran) yaitu data DPT PILWAKO Tahun 2024 adalah 791.034, data pengguna hak pilih PILWAKO Tahun 2024 dari DPT adalah 360.740, itu artinya data pemilih DPT yang tidak menggunakan hak suaranya dalam PILWAKO Tahun 2024 adalah 430.294 yang sementara Pasang Calon Wali Kota & Wakil Wali Kota Pekanbaru berjumlah 5 PASLON. Hal ini menunjukan bahwa PILWAKO Pekanbaru Tahun 2024 minimnya kuantitas pemilih dan tidak berkualitas.
Dalam unjuk rasa tersebut, Nanang salah satu orator menyampaikan bahwa, "Data yang memilih di PILWAKO 2024 itu hanya 45,6%, sedangkan 54,4% tidak memilih, alasan mereka itu bermacam tapi kebanyakan mereka tidak mendapatkan undangan memilih dan ada juga yang jarak TPSnya sangat jauh banget. Hal ini adalah cerminan demokrasi di Kota Pekanbaru ini tidak berjalan dan ini fakta bahwa demokrasi di Kota Pekanbaru itu gagal dan cacat." Ujar Nanang yang juga pernah menjabat sebagai Presiden Mahasiswa dan saat ini ia mengemban amanah sebagai Koordinator Daerah BEM NUSANTARA Wilayah Riau.
Disambut dengan orator ulung lainnya dari Aktivis Mahasiswa yaitu Fajry Bintang Maulana, "Tangkap Raga Perwira dan Rizqi Abadi, karena mereka adalah pemain di KPU Kota Pekanbaru, bobroknya kepemimpinan mereka dalam menghidupan mesin KPU, demokrasi kita sangat gagal. Saya juga tahu bahwa KPK RI saat ini sedang berada di Kota Pekanbaru, kami minta kepada KPK RI jangan tutup mata, karena awal tahun ini satu-satunya gerakan ya kami ini demo KPU Kota Pekanbaru, berarti ada apa ? Tolong tangkap semua pengurus di KPU Kota Pekanbaru." Teriak Fajry Bintang Maulana yang juga sekarang menjabat sebagai Ketua BEM FEB UNILAK.
Dalam berlangsungnya gerakan aksi tersebut, sedikit memanas saat massa aksi memaksa ingin masuk ke dalam dan akhirnya pihak kepolisian mundur sampai tepat depan pintu kantor KPU Kota Pekanbaru lalu massa aksi bergerak maju kedepan. Pada saat itu muncul tokoh pemuda & masyarakat yakni Jay Kumar langsung berorasi karena geramnya melihat kinerja KPU Kota Pekanbaru yang gagal total, ditambah adanya dugaan korupsi anggaran yang ada di KPU Kota Pekanbaru digunakan tidak sebagaimana fungsinya.
"Ayo maju kawan-kawan, maju 10 langkah. Kami mendesak kepada penegak hukum khususnya KEJATI RIAU itu untuk memanggil dan memeriksa Ketua KPU Kota Pekanbaru beserta jajarannya karena banyaknya dugaan korupsi. Ya, yang sama-sama kita ketahui bahwa anggaran KPU Kota Pekanbaru itu sangat besar namun minimnya kegiatan sosialisasi dan kegiatan lainnya yang harusnya wajib dilaksanakan oleh KPU, tapi ini tidak ada, itulah makanya sangat minim masyarakat yang nyoblos. Masyarakat itu pak, mereka juga punya hak loh, mereka itu bukan gak mau milih, tapi emang fakta di lapangan ya mereka itu gak tau karena gak dapat undangan bahkan yang datang tanpa undangan itu tidak bisa milih. Kami sudah melakukan investigasi di lapangan dan sudah kami lampirkan, akan kami laporkan secepatnya ke penegak hukum." Ucap Jay Kumar saat berorasi yang juga sebagai Ketua PEPABIN (Pemuda Panam Bertuah Indonesia).
Aksi demonstrasi tersebut dalam pantauan media saat turun ke lapangan berjumlah 100 orang lebih termasuk beberapa pemuda yang setiap sudut berdiri memantau, berdasarkan informasi yang didapatkan oleh tim media bahwa mereka akan bergerak maju dan bergabung ke dalam barisan apabila pihak KPU Kota Pekanbaru memancing emosi, mereka adalah bagian dari massa aksi namun ditugaskan khusus sebagai "Tim Pemburu" untuk membela massa aksi ketika dalam kondisi genting.
Setelah dua jam aksi dari pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB sambil terus menerus bergantiannya belasan orator lainnya dalam menyampaikan aspirasi, akhirnya mereka membubarkan diri dengan damai namun sambil geram melihat anggota KPU Kota Pekanbaru, sesekali massa aksi menggeber kendaraannya dan melempar minuman gelas ke lapangan depan kantor KPU Kota Pekanbaru.
PENULIS : MARDHO TILA, S.E
إرسال تعليق