Pekanbaru, topriaunews.com
Dosen Institut Kesehatan (IKES) Payung Negeri Pekanbaru menggelar kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM). Dengan pemanfaatan IPTEK, proses pencatatan yang dahulunya dilakukan secara manual dan konvensional selanjutnya dilakukan dengan berbasis teknologi, pada Kelompok Kader Posyandu Kelurahan Agrowisata Kecamatan Rumbai Barat Kota Pekanbaru. Kegiatan ini berlangsung dari Agustus hingga Oktober 2024.
Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan anak lebih pendek dari rata-rata anak seusianya, yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. Masalah stunting ini perlu untuk diselesaikan karena berpotensi mengganggu potensi sumber daya manusia dan berhubungan dengan Tingkat Kesehatan Karena stunting dalam jangka panjang berdampak buruk tidak hanya terhadap tumbuh kembang anak tetapi juga terhadap perkembangan emosi yang berakibat pada kerugian ekonomi.
Tim PKM Institut Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru yang diketuai oleh Veni Dayu Putri, M.Si dan anggota tim Dr. Ezalina, S.Kep, Ns, M.Kes dan Ns. Dini Maulinda, M.Kep beserta mahasiswa Livia Dwi Azyyati dan Wulan Sari telah melakukan beberapa rangkaian kegiatan. Terimakasih tim PKM ucapkan kepada Direktorat Riset Teknologi Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kemdikbud Ristekdikti atas bantuan pendanaan yang telah diberikan untuk pelaksanaan PKM tahun 2024 ini.
Ketua tim PKM IKes PN Pekanbaru Veni Dayu Putri, M.Si mengatakan Kegiatan dimulai dengan pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) antara tim dosen dan mahasiswa dengan Kader Posyandu Kelurahan Agrowisata. Selanjutnya melaksanakan pelatihan tentang stunting dengan Dr. Ezalina, S.Kep, Ns, M.Kes sebagai pemateri terkait factor penyebab, factor resiko, dampak dan cara pencegahan stunting pada ibu dan balita. Pemateri lainnya Ns. Dini Maulinda, M.Kep turut memberikan pelatihantentang pengukuran status gizi balita.
"Dengan adanya pelatihan ini diharapkan dapat memberikan penyegaran baru kepada ibu-ibu Kader Posyandu Kelurahan Agrowisata terkait update ilmu dan pengetahuan yang selalu berkembang. Untuk mendukung program pemerintah dalam penanganan stunting" katamya pada Riau Pos. Senin, (23/9).
Veni menambahkan dalam penanganan stunting, tim PKM memberikan pelatihan tentang pembuatan Produk Makanan Tambahan (PMT) yaitu nugget ayam berbahan dasar ampas tahu. Penerapan IPTEK selanjutnya adalah pelatihan penggunaan Aplikasi yang selanjutnya berfungsi untuk memudahkan ibu-ibu kader Posyandu dalam melakuka pencatatan dan pendataan balita serta ibu hamil.
"Melalui PKM ini diharapkan dapat membangun komitmen bersama dalam keberlanjutan program kegiatan pengabdian dimana hal ini terwujud dengan adanya peran aktif dan sinergi antara pihak akademisi, tenaga Kesehatan serta pemangku kepentingan." Harapnya
Sementara Ketua Posyandu Kelurahan Agrowisata Novera Yanti menyampaikan bahwa inovasi pemanfaatan ampas tahu dalam pembuatan PMT ini merupakan sesuatu hal yang baru khususnya bagi Posyandu Keluarahan Agrowisata, karena selama ini dalam pengetahuan ibu-ibu kader ampas tahu hanyalah merupakan limbah dari proses produksi tahu dan dibuang begitu saja.
"Setelah mengikuti kegiatan PKM, kami mendapatkan ilmu dan informasi baru bahwa kandungan gizi dari ampas tahu cukup tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk inovasi PMT bagi balita dan ibu hamil yang beresiko stunting." Tuturnya
Posting Komentar