Pekanbaru - WhastApp Group (Wa Group) Forum Pekanbaru Bicara (FPB) mengadakan buka puasa bersama seluruh warga Wa group sekaligus diskusi publik terkait calon Walikota Pekanbaru kedepan dalam Pilkada serentak 2024 yang dilaksanakan di Hotel Bono, lantai 17 (paling atas), Minggu (31/3/2024).
Tampak yang hadir dalam diskusi publik, sebagai calon Walikota yang mengahadiri undangan panitia adalah Ade Hartati dan Nasir Day. Dengan panelis pendamping adalah Usamah Khan, Edwin Syarif dan Aswin Siregar serta Mardianto Manan.
Sebagai pembicara pertama Nasir Day nyatakan maju sebagai calon walikota Pekanbaru 2024-2029 secara independen.
"Pekerjaan infrastruktur 600 lebih tapi jalan hancur dan berlubang. Apalagi jalan untuk galian Ipal Tanggal 5 Mei 2024 saya akan star maju secara independen", kata Nasir Day memulai pidato nya.
Kemudian Ade Hartati Rahmat anggota DPRD 15 tahun sampai sekarang (2024) di DPRD Provinsi Riau.
"Sepengetahuan Saya Pekanbaru punya APBD nya 2,7 T. Sekarang sudah 2,8 Triyun jadi kenaikan cuma sedikit. Dari kontribusi, pajak atau hutang. 15 milyaran dana parkir setiap bulan. Potensi Pekanbaru adalah perdagangan dan jasa. Arah kebijakannya paling penting. Pembangunan berbasis RW harus kita mulai. Kita belajar dari negara tetangga. Arah kebijakan fiskal kita tentukan dulu", terang Ade Hartati memaparkan tentang Pekanbaru.
"Pemimpin harus bersama-sama membangun. Tidak boleh takut dikritik dan murah tersinggung", tambah Ade.
"Begitu juga dalam hal pendidikan, mari sama-sama kita, kita bangun berpendidikan yang berkeadilan dan harus ada komitmen membangun kota ini", ujar Ade Hartati lagi
Kemudian dari pengamat tata kota, Mardianto Manan mengatakan bahwa master plan Pekanbaru tidak ada.
"Lanjut Mardianto, mengungkapkan bahwa Pekanbaru itu tidak ada yang banjir, tapi air tergenang yang tidak tersalurkan. Walikota ke depan adalah walikota terencana. Dan Kota Pekanbaru adalah kota metropolitan, karena penduduk Kota Pekanbaru sudah satu juta lebih", papar Mardianto Manan melihat sebagai pengamat Tata Kota yang juga anggota Dewan Provinsi Riau ini.
Pengamat lainnya, Aswin Siregar sebagai orang hukum Kota Pekanbaru lebih menerangkan segi hukumnya.
"Background saya sebagai pengacara. Banyak sekali permasalahan kota Pekanbaru. Kawan jurnalis harus gas terus. Bagaimana pembangunan harus kita wariskan seratus tahun kedepan. Harus pembangunan yang ramah lingkungan. Tidak perlu takut pada preman", terang Aswin Siregar dengan semangat.
"Pemimpin harus jelas master plan nya. Walikota yang baru dapat memproduksi hukum sehingga kita dapat memonitoringnya. Jika ada oknum yang tutup telinga maka kita harus buat lapor kan, karena banyak wadahnya", kata Aswin siregar.
"Kita butuhkan pemimpin yang uswatun hasanah. Jangan pilih walikota Pekanbaru karena serangan fajar", terang, Erwin syarif berapi -api.
Kemudian perwakilan UMKM dari Aspekur (Asosiasi Pelaku Usaha Kuliner Riau, Usamah Khan, mengatakan bahwa siapapun yang jadi walikota. Harus peduli pada UMKM. Biasakan mendengar, tidak tipis telinga. Tidak boleh merajuk" Papar Usamah dengan suara datar.
Terakhir, Edwin Syarif ungkapkan bahwa pemilih Pekanbaru masih rendah.
"Dimana kita memilih pemimpin hanya karena ada nya serangan fajar dari pemimpin tersebut. Jadi denagn begitu kita sendiri melahirkan pemimpin yang bodoh yang tidak mau memajukan Kota Pekanbaru", kata Edwin Syarif yang pernah jadi calon Walikota dengan suara terbanyak hasil survey.
Acara yang ditutup oleh sekretaris panitia pelaksana Firdaus QB. "Alhamdulillah, tidak terasa acara buka bersama dan diskusi publik di hotel Bono telah selesai sampai jam 11 malam. Setelah ini (ba'da Lebaran) kita akan buka lagi diskusi ini pada siang hari. Karena permasalahan dan solusi untuk Pekanbaru tidak selesai disini saja", ujar Firdaus QB menutup acara.
Posting Komentar